SOMETHING UNORDINARY

Selamat datang diblog saya, pada tulisan saya kali ini saya akan membahas tentang salah satu video yang mengispirasi saya untuk lebih peduli. Saya sudah pernah melihat cuplikan tentang video ini sebelumnya disalah satu website, tapi karena lupa judulnya kali ni saya coba cari lewat Youtube dan voila akhirnya ketemu juga. Jadi, video yang mengisnpirasi saya ini menceritakan tentang seorang pria yang berprofesi sebagai sebagai barber alias tukang cukur rambut. Hal yang membuat saya cukup wow adalah karena penampilannya yang nyentrik, dengan tatto dimana-dimana (dan tindikan yang lebih banyak dari saya) seorang barber ini bisa memiliki kepedulian terhadap kaum homeless alias tunawisma kalau di Indonesia. So, check this out . ...They are actually meaningful; they are here for a purpose. They're not just here just to be to bound the streets, to hardships and hard time... - Nasir Sobhani Nasir "The Barber Street" ini juga punya channel Youtube sendiri, kalau m

Kuliah sambil kerja memang berjuta rasanya, apalagi yang harus kerja sambil kuliah karena tuntutan jaman (dimana kerja harus jadi prioritas dan gelar dibelakang nama adalah syarat untuk kerja jaman now * sedih* .) Tapi tak apa, karena saya adalah tenaga kesehatan saya menyadari bahwa upgrade ilmu perlu. Karena seperti yang kita tahu semakin hari penyakit semakin beragam dan banyak bakteri yang mulai resisten dengan antibiotik yang sudah ada (serem ya). Kalo ingat resistensi saya jadi ingat Praktikum Mikrobiologi dimana kita bisa mempelajari mikroorganisme yang tak kasat mata dan perannya bagi kehidupan makhluk hidup lain baik yang positif ataupun negatif. Which is why I have to upgrade knowledge , karena dulu yang saya (dan mungkin sebagian besar orang) tahu bakteri itu jahat dan menyebabkan sakit ibarat peran antagonis di sinetron masa kini. Dan sekarang ilmu itu mulai menunjukkan manfaatnya bagi saya :D  Oke, seperti pada judul diatas pada tulisan kali ini saya akan memba

Just follow your dream.

Hari ini sepulang kerja seperti biasa saya harus kuliah. Walaupun kadang malas tapi tetap saya jalani. Yang saya yakini besok ilmu ini akan bermanfaat bagi saya. Setidaknya ada teman-teman senasib dengan saya yang sama-sama berjuang untuk menuntut ilmu. Dengan ini kami bisa menjadi happy pharmacist bersama-sama.